Senin, 01 November 2010

pelayan cinta

da disuatu siang, obrolan ringan yg munculkan ungkapan dan pertanyaan.
"huh emang lelah jadi seorang ibu, memasak, nyuci, nyuapin anak, belom lagi ntar klo malem  masih melayani suami" STOP. hah??? melayani??? bukannya kmu juga ikut menikmati?aku bilang. "boro2 menikmati, pingin aja sudah nggak, soalnya klo malem udah capek, kaki udah kesemutan gara2 nggendongin anak, pinggang da pegel semua abis nyuci se bak,mana sempat mikirin gituan, pokoknya yang penting anakku bisa minum susu, itu dah cukup"katanya. "lah terus emang kamu dah ga butuh begituan?".tanyaku. "hmm,sebenernya sih dulu aku sempet takut kenapa jadi hilang keinginan untuk begituan itu,aku bahkan sempet nanya2 ma temen2ku yg juga punya anak dan ternyata mereka merasakan hal yg sama denganku. kami juga takut klo orientasi seks kami berubah setelah melahirkan,tapi kami jadi percaya lagi klo orientasi seks kami ga berubah, soalnya meskipun udah ga terlalu mikirin begituan, tapi kami masih peka terhadap rangsangan, klo suami kami memberikan rangsanagn, ternyata kami masih juga terangsang.".
itu sepenggal ceritanya, sekarang yg muncul diotakku adalah
1. betapa ungkapan "melayani suami"  yg selama ini aku percayai sebagai  bentuk halus ato kiasan dari "bermain seks dengan suami" eh ternyata bermakna sebenarnya,maksudku bener2 melayani secara harfiah. melayani dalam artian seperti pembantu kepada majikannya, dimana mereka hanya melakukaknnya karna tuntutan bukan kebutuhan betapa hebatnya pengorbanan mereka para ibu2, trus apa bedanya ini dengan pemerkosaan yg dilembagakan. aku juga ga tau siapa pemerkosanya, tapi yg pasti, yang menjadi korbannya adalah si wanita/istri. apakah pemerkosanya adalah para suami? aku pikir ini tidak sepenuhnya benar, karna menurutku SALAH SATU pemerkosanya adalah kemiskinan, karna para ibu2 itu mencuci, memasak dll yg bikin mereka lelah adalah kemiskinan, karna ga mungkin jika mereka punya cukup uang mereka mau nyuci sendiri, masak sendiri (tidur dengan suami sendiri :p, just kidding)dll. suami.....hmmm bisa jadilah mereka salah satu pemerkosanya, karena klo si suami mo sedikit meluangkan waktunya untuk tuirut mengasuh (sekedar menggendong ato apa) anaknya, maka beban sang istri pun akan sedikit berkurang. siapakah pemerkosa yang lain, hmmm sebenarnya sangatlah komplek klo mau kita teliti satu persatu, mulai dari polapikir, adatistiadat dan blablabla yg lain.hmmmmfff
2. aku kangen ma adek perempuanku, kangen ma ibuku. aku pingin belajar untuk bertanbah hormat ma semua wanita. aku kira selama ini aku sudah menghargai wanita, ternyata itu semua belum cukup, belum cukup klo cuma dengan memanggil mereka dengan sebutan "sampeyan" sebagai pengganti kata "kamu", belom cukup klo cuma dengan tidak bermain seks dengan mereka yg aku cintai ato tidak hanya karna alasan "tidak mau mempermainkan wanita" yg ternyata alasan utamanya adalah ketakutan dari diri sendiri saja. hmm, trus apa yg harus aku perbuat?? sedang aku cari jawabannya, semoga cepat ketemu, dengan hal2 yang nyata.

dilarang jadi presiden

akhirnya aku menyaksikan indonesia lagi kemarin sore. bukannya aku habis dari luar negeri dan baru datang kemarin sore, tapi desa yang aku datangi itulah yg bikin aku sadar bahwa aku masih di indonesia. dengan cuma bermodal setengah jam perjalanan dari kota,aku sudah bisa melihat lagi indonesia. sebuah dusun yang jalannya sudah beraspal 1 tahun yg lalu, dan ramai anak2 kecil yg baru bisa sekolah 2 tahun yg lalu,itupun berakhir dikelas tiga dimulai dari kelas satu,dan terus kemana mereka setelah itu? ada tiga kelas yg dibuat bersama-sama oleh masyarakat, bangunan dari bambu dan kayu tanpa sekat, yang kalo ada angin itu semua pasti lewat dengan selamat. dengan setengah jam perjalanan, aku menemukan anak2 yang dengan semangatnya mengingatkan sang guru bahwa jam pelajaran sudah tiba, yang dengan semangatnya berteriak-teriak menjawab pertanyaan pelajaran bahasa indonesia dari guru sukarelawannya, pelajaran bahasa indonesia yang nggak akan pernah mereka pakai pada waktu menyabit rumput untuk pakan ternaknya sore nanti, pelajaran bahasa indonesia yang nggak akan berguna untuk mencari rumput nanti setelah lulus dikelas tiga.
butuh setengah jam perjalanan, untuk melihat anak2 yang nggak mungkin jadi presiden,menteri atopun DPR yang katanya hak mereka juga,karna mereka sekolahnya hanya sampek  kelas tiga di sekolah yang gak ada nama dan ijazahnya.
"wahhh,akhirnya ke indonesia juga" kataku,tapi kata temenku, "ini hanya indonesia satu kok,masih ada indonesia dua sampek tigapuluh,yuk mari kesana mingkin kita bisa bantu.!!!